Rabu, 05 September 2012

0 jurnal materi teknik industri


PERENCANAAN SISTEM KANBAN PENYEDIAAN
Mei 19, 2007 oleh imtii
PERENCANAAN SISTEM KANBAN PENYEDIAAN
MATERIAL UNTUK PROSES PRODUKSI
Amri
Jurusan Teknik Industri,
Fakultas Teknik Universitas Malikussalah Lhokseumawe


ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan bola lampu pijar. Produk jadi yang dihasilkan antara lain tipe lampu : E50, A60, E60, A80, T45, P45, A55, NR63, NR80, BW 35 sampai B35. Perencanaan dan pengendalian produksi yang digunakan sekarang menyebabkan terjadinya penumpukan material di lini produksi dan waktu proses yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi WIP (work In Process) di lini produksi dan waktu proses. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan minimisasi inventori dan waktu proses adalah dengan menggunakan Kanban. Kanban yang digunakan adalah kanban pengambilan dan kanban perintah produksi pada unit perakitan dan pengemasan lampu.. Secara garis besar sistem kanban yang diusulkan mempunyai aliran informasi produksi yang berjalan dari gudang bahan jadi, pengemasan, perakitan, gudang bahan baku dengan menggunakan kanban pengambilan. Sedangkan proses produksi didalam work station diatur oleh kanban perintah produksi
Kata kunciJust In Time, Kanban, Lampu, Inventori


1. PENDAHULUAN
Dunia industri sekarang ini mengalami kemajuan pesat, kemajuan ini menciptakan persaingan bisnis yang semakin kompetitif Untuk dapat terussurvive (bertahan) dalam persaingan tersebut maka salah satu cara adalah dengan mengembangkan sistem produksi yang lebih efisien dan produktif.Dalam hal ini kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing dengan harga yang lebih konpetitif, salah satu diperoleh melalui pengurangan biaya produksi. Pengurangan biaya tersebut dapat dicapai dengan penerapan Just-In-Time(JIT).
Pada penelitian ini dilakukan perbaikan sistem produksi lampu pijar, karena terlalu besarnya inventori, kurang koordinasi atau kerjasama sesama karyawan, lambatnya kerja operator tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan kurangnya kesadaran pekerja dalam melakukan tugas Dari permasalahan yang terjadi pada perusahaan tersebut maka dibuat sebuahusulan untuk menerapkan sistem kanban, dalam setiap proses produksi yang akan dikembangkan untuk mengendalikan jumlah produksi dalam setiap tahap proses produksi.
Dengan adanya kanban yang merupakan suatu alat untuk mencapai produksi Just In Time, diharapkan dapat menekan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada sistem produksi dengan membuat sistem kontrol kanban mulai dari penyediaan bahan baku, pengurangan inventori, persediaan yang tidak perlu dihilangkan, sehingga dapat menghilangkan ongkos persediaan.Selain itu juga melakukan produksi seperlunya dengan mengurangi kegiatan yang tidak perlu atau pemborosan. Kanban adalah suatu kartu yang berfungsi sebagai alat kontrol produksi Just in Time.
Penerapan sistem kanban produksi adalah dengan membuat kartu kanban yang diperlukan menghitung jumlah kanban, merencanakan aliran kanban yang efisien dan sarana pendukung sistem kanban. Perencanaan sistem kanban perlu digunakan secara optimal untuk dapat mengendalikan persediaan dan proses produksi ini dapat dicapai bila perusahaan akan memproduksi produk yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
·         Bagaimana menrancang sistem Kanban penyediaan material untuk produksi yang optimal.
·         Bagaimana mengukur tingkat performansi sistem produksi.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawa permasalah tersebut antara lain :
·         Merancang sistem kanban penyediaan material pada proses produksi perusahaan sehingga dapat mengurangi inventori, Work In Process (WIP) pada tiap proses produksi.
·         Menganalisa sistem kanban penyediaan material dengan melihat pengaruh yang terjadi pada proses produksi
·         Mengukur performansi sistem Kanban pada proses produksi

2. TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip Dasar Just In Time
Sistem produksi Jepang dikenal dengan sistem produksi tepat waktu (Just In Time). Oleh kerana itu untuk mendapatkan produk yang tepat waktu ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain adalah :
·         Memproduksi dan mengirim tipe/jenis jenis bahan yang dibutuhkan.
·         Mengirim hanya pada saat yang tepat ketika bahan itu dibutuhkan.
·         Dalam jumlah tepat, sesuai dengan yang dibutuhkan.

Kalau kondisi ini dijalankan dalam semua proses maka akan dicapai persediaan yang minimum, yaitu produk setengah jadi tidak ditumpuk untuk menunggu proses. Sediaan tersebut segera diproses melalui tahapan-tahapan proses dengan lebih cepat. Dengan keadaan ini lead time akan lebih pendek.Tujuan atau hasil akhir dari penerapan sistem Just In Time adalah penghematan biaya.
Dengan menerapkan Just In Time maka persyaratan produknya harus selalu baik, kerena jumlah persediaan yang kuantitasnya sesuai kebutuhan dan juga harus berkualitas sesuai kebutuhan.. Beda Just In Time dengan sistem dorong (push) yaitu dalam memproduksi barang, dibutuh persiapan untuk menyediakan persediaan untuk masing-masing bahan baku. Semua dijadwalkan menurut rencana waktu pembuatannya. Bila terjadi perubahan permintaan yang mendadak atau terjadi pergantian permintaan atau model dan tipenya, maka persediaan yang ada ini menjadi persediaan mati. Hal seperti ini harus dihindarkan dan akan diperbaiki dengan Just In Time sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
Gagasan Just In Time semua material harus menjadi bagian yang aktif dari barang dalam proses dan tidak boleh mengganggu sehingga menghabiskan segala macam biaya penyimpanan, ini merupakan jenis kegiatan dimana jumlah produksi dan pengiriman mendekati satu unit produksi dan pergerakan material satu demi satu. (Jimmy Browne, Production Manajemen System, 1988)
Untuk dapat mengoperasikan ke tiga prinsip tersebut diatas, diperlukan pra kondisi yang disebut dengan perataan produksi. Pada umumnya permintaan pasar berfluktuasi, baik dalam hal jumlahnya yang berubah-ubah, model, type dan jenis produknya yang dibutuhkan. Jika permintaan pasar keadaannya seperti ini diikuti, maka rencana produksi dan persiapanpersediaan akan menjadi sulit. mesin dan orangnya juga di set dengan kapasitan tertentu, karena disaat permintaan konsumen rendah akan banyak pengangguran dan sebaliknya bila beban kerja tinggi, harus diadakan lembur.

Sistem Kanban
Banyak beraggapan bahwa sistem kanban merupakan sistem produksi Toyota. Sebenarnya sistem kanban merupakan sub sistem dari sistem produksi Yoyota. Kanban merupakan alat untuk mencapai cara produksi dengan pendekatan Just In Time, bentuk kanban adalah semacam kartu vinil segi empat yang dimasukkan kedalam kantong plastik transparan dan ditempatkan pada palet tempat komponen suku cadang atau material. Sistem Kanban adalah suatu sistem informasi yang serasi mengendalikan produksi produk yang dibutuhkan dalam jumlah yang diperlukan dan pada waktu yang diperlukan dalam proses pabrik dan juga diantara perusahaan. Sistem tersebut telah cukup luas dikenal didalam dunia produksi di Negara Jepang, khususnya dalam perusahaan Toyota sebagai pemakarsa sistem tersebut dan telah diterapkan di Indonesia.
Kegunaan sistem Kanban adalah :
·         Kelebihan persediaan bisa dihilangkan atau dikurangi
·         Bagian produksi hanya akan memproduksi sesuai dengan kebutuhan pasar.
·         Produksi setiap proses menjadi sinkrong atau selaras.
·         Komunikasi dan kerja sama terpelihara (Monden, 2000)

Jenis-jenis Kanban
Kanban perintah produksi menspesifikasikan jenis dan jumlah produk yang harus dihasilkan proses terdahulu. Kanban perintah produksi sering disebut kanban dalam pengolahan atau secara sederhana kanban produksi. Kanban produksi terdiri dari kanban produksi biasa dan kanban pemberi tanda. Kanban pemberi tanda untuk melakukan lot minimum yang tersisa untuk memulai memproduksi. Kanban pemberi tanda dapat berbentuk kanban segitiga atau lempengan baja. Kanban pengambilanmenspesifikasikan jenis dan jumlah produk yang harus diambil dari proses terdahulu oleh proses berikutnya. Kanban jenis ini terdiri dari dua jenis yaitu kanban pengambilan antar proses dan kanban pemasok. Kanban pengambilan antar proses memberikan informasi tentang permintaan barang dari proses berikutnya ke proses sebelumnya, kanban pemasok adalah kanban yang digunakan untuk menginformasikan barang yang dibutuhkan kepemasok. 

3.TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada tahap ini dilakukan pencatatan data yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan pendekatan sistem kanban antara lain data produksi, komponen, kedatangan barang,. permintaan tahunan dan saldo minimal di lini produksi, Setelah pengumpulan data dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data yang dimulai dengan perhitungan kartu kanban yaitu: jumlah kartu untuk tiap part, kapasitas kontainer atau palet dengan menggunakan persamaan yang telah dicantumkan
Dalam metode Just In Time Kanban faktor manusia memegang peranan penting maka akan dilakukan perancangan metode operasi baru pendukung sistem informasi kanban. Dimana tercantum deskripsi tambahan pekerjaan yang diperlukan dalam material handling dan peredaran kartu kanban.

4. DESKRIPSI MODEL
Model yang akan dijadikan studi adalah model sistem produksi yang terdiri dari beberapa tahap proses. Proses produksi perakitan lampu terdiri dari 13 unit mesi n, dan proses pengemasan lampu terdiri dari 13 unit mesin. Kedua proses dalam penelittian ini akan dibuat sistem kanban mulai dari kedatangan produk ke unit produksi sampai selesai. Produk yang dibuat berupa bola lampu berbagai jenis dan tipe mulai tipe A60, E50, E60, A80, T45, P45, T55, A55, NR63, NR80, E80, BW35 sampai B35.
Kartu kanban yang akan digunakan adalah kanban pengambilan dan kanban perintah produksi. Kanban pengamblian digunakan pada pengambalian barang di gudang bahan baku. Pabrik pembuatan komponen lampu Lamp Component Factory (LCF) dalam penelitian ini dianggap sebagai pemasok bahan baku gelas ke pabri perakitan lampu. Kanban perintah produksi digunakanpada perakitan lampu dan pengemasan lampu ke 13 unit produksi.
Aktivitas yang akan dibahas pada penelitian ini adalah mulai dari penginputan data komponen ke komputer, pengambilan barang di rak masing-masing kemudian dikumpulkan di area penampungan sementara sebelum di kbawa ke unit produksi masing-masing. Setelah komponen disiapkan kemudian dihitung ulang apakah sudah sesuai dengan permintaan, dan diangkut ke unit produksi dan juga ke penampungan sementara yang dilakukan dengan hand forklift electric dan hand forklift.

5. PERMODELAN SISTEM NYATA
Proses order material dilakukan oleh perusahaan PT. Philips dengan pihak supplier dimana barang yang dipesan sesuai dengan permintaan yang masuk. Kemudian baru membuat Master Production Schedule untuk work station mulai dari gudang bahan baku, perakitan bulb dan pengemasan.
Persiapan material dilakukan di gudang bahan baku mulai dari pengecekanmaterial apakah tersedia atau tidak, berapa jumlahnya dan berapa yang diambil. Setelah selesai operator bagian gudang bahan baku menyiapkan material dan komponen dikumpulkan di area sementara sebelum dibawa ke unit produksi. Informasi yang diperlukan untuk memodelkan sistem produksi nyata perusahaan adalah meliputi Master Production Schedule dan rencanaproduksi yang diberikan kepada tiap work station. Setiap proses pada sistem push secara langsung di kontrol dan dikendalikan oleh Master Production Schedule. Setiap work station diberikan daftar jadwal pekerjaan yang harus dilaksanakan dan transportasi yang dilakukan pada semua work station

6. PERMODELAN SISTEM KANBAN
Aliran material
Aliran material usulan sistem produksi dengan menggunakan kanban merupakan sistem pull (tarik) yaitu proses produksi yang berjalan dari belakang (proses tarik) menuju ke proses sebelumnya. Disini akan dijelaskan aliran peredaran kanban dalam proses produksi. Ada sedikit perubahan dimana penampungan sementara yang ada dihilangkan. Jadi produk dibawa langsung ke unit proses masing-masing. Kanban yang digunakan dalam usulan sistem ini ada dua yaitu Kanban perintah produksi Kanban pengambilan

Kanban di Gudang Produk Jadi
Pada gudang produk jadi lampu tidak menggunakan kanban perintah produksi, karena mengingat tidak ada proses yang dilakukan di gudang produk jadi. Sehingga diperkirakan jika menggunakan kanban perintah produksi malah akan memakan waktu lama.
Sedangkan pada sistem usulan pull hanya menerima sejumlah produk yang dikirim oleh pengemas dengan jumlah yang sudah tertulis pada kanban.Pengambilan tidak perlu dilakukan perhitungan lagi, urutan aliran peredaran kanban yang ada digudang setelah dihitung jumlahnya adalah :
·         Kanban pengambilan diletakkan pada produk jadi dan telah disimpan digudang setelah dihitung jumlahnya.
·         Jika ada permintaan dari konsumen, maka produk yang dinginkan digudang produk jadi dicek kebenarannya, dan jika produk tersebut ada maka kanban pengambilan diletakkan pada pos kanban pengambilan beserta tanda terima order yang telah dikirimkan.
·         Jika produk yang diinginkan tidak ada maka maka pihak gudang produk jadi akan meminta produk tersebut kepada bagian pengemasan dengan menggunakan kanban pengambilan yang terletak dipos kanban pengambilan di gudang produk jadi dengan kanban pengambilan

Kanban di Lini Pengemasan
Pada daerah pengemasan digunakan kanban pengambilan antar proses dan kanban perintah produksi (pengepakan). Pada proses pengangkutan material ke unit penampungan sementara dihilangkan, jadi komponen yang diambil di gudang langsung dibawa ke unit masing-masing. Bagian pengemasan menerima kanban pengambilan dari bagian produk jadi jika produk yangdiinginkan oleh gudang dapat dipenuhi oleh bagian pengemasan, maka kanban perintah produksi yang melekat pada produk tersebut diletakkan di pos penerimaan kanban, dan diganti oleh kanban pengambilan. Kanban beserta produk tersebut akan dibawa kegudang produk jadi.
Jika produk yang diinginkan oleh pihak gudang produk jadi tidak dapat dipenuhi oleh pihak pengemas, maka pihak pengemasan akan memproduksi produk tersebut dan disertai oleh kanban perintah produksi yang diambil dari pos kanban pengambilan produksi. Kanban ini harus melekat pada produk selama berada dalam proses. Kanban produksi ini gunanya untuk mengetahui jumlah produk yang dibuat dan jumlah permintaan terhadap produk tersebut yang diambil oleh bagian gudang produk jadi.
Bila produk yang harus dikemas ternyata tidak ada dibagian pengemasan maka pihak pengemasan harus mengambil kanban pengambilan yang diletakkan pada pos kanban pengambilan untuk proses sebelumnya yaitu perakitan.

Kanban Di Lini Perakitan Lampu
Kanban di area perakitan lampu yang digunakan adalah kanban antar proses,kanban pengambilan dan kanban produksi. Kanban produksi dilakukan oleh operator pergi ketempat buffer stock untuk proses produksi, kemudian kanbanyang melekat pada palet atau body dilepas ditempatkan pada pos kanban yang telah disediakan. Petugas bagian gudang mengambil kanban beserta palet dibawa ke gudang untuk pengisian kembali. Petugas bagian Quality controlmengisi kembali komponen ke palet yang telah kosong sesuai kebutuhan serta kanban ditempelkan pada badan palet.
Apabila komponen yang tidak tersedia untuk proses tersebut maka ia akan mengambil pada proses sebelumnya sesuai jumlah yang dibutuhkan. Komponen yang diambil pada proses pengemasan dalam penelitian ini adalah bulb.

Proses Pemesanan Kembali
Di gudang bahan baku pengambilan bahan baku dirak dengan forklift proses yang dilakukan adalah :
·         Jika ada permintaan dari ruang perakitan dengan menggunakan kanban pengambilan, maka bahan yang diiginkan diambil dengan forklift. Kemudian kanban perintah produksi yang melekat pada produk dilepas dan diletakkan pada pos penerimaan kanban, setelah itu bahan baku dibawa dari gudangdengan menggunakan forklift ke tempat pengolahan General Ligthing Servicelampu beserta kanban pengambilan.
·         Bila permintaan dari pada perakitan lampu tidak dapat dipenuhi maka bagian gudang bahan baku membuat sistem pemesanan kembali dengan jumlah pesanan tetap dan membuat titik pesan ulang (reorder point), sehingga dapat diketahui pada titik berapa bahan baku harus dipesan kembali ke supplier bahan baku. Sistem pemesanan kembali sudah dibuat dalam sistem nyata. Setelah bahan yang diinginkan dikirim oleh supplier bahan baku ke gudang bahan baku akan diletakkan kanban perintah produksi pada bahan baku yang diperlukan, selanjutnya kanban ini diletakkan di pos pengambilan kanban dan diganti dengan kanban pengambilan yang digunakan untuk mengambil bahanbaku tersebut.

7. KESIMPULAN
Melalui serangkaian tahapan penelitian dapat disimpulkan bahwa:
Siklus kanban untuk bulb adalah 1:7:2. artinya barang ini harus disampaikan tujuh kali sehari dan suku cadang harus disampaikan tiga kali setelah Kanban dibawa ke pemasok. Siklus kanban untuk duplex 1:4:2 artinya barang ini harus disampaikan empat kali sehari dan suku cadang harus disampaikan dua kali setelah Kanban dibawa ke pemasok
Sistem informasi kanban bekerja lebih baik dalam perencanaan kebutuhan bahan bakumaterial dan minimasi tingkat persediaan serta cycle time. Frekuensi kedatangan part yang lebih besar dengan kuantitas part terkirim lebih kecil dalam sistem informasi kanban menghasilkan tingkat persediaan Work In Process yang lebih rendah antara perguruan tinggi dengan kalangan industri.


8. DAFTAR PUSTAKA
Gaspersz, Vincent., 1998, Manajemen Produksi Total, Strategi Peningkatan Produktivitas Bisnis Global, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta .
Jimmy, Browne, John Harnen, James Shivnan., 1988, Production Management System, Addison Wesley Publishing Company,
Law,A.M.and Kelton, W.D., 1991. Simulation Modeling and Analysis, 2 d ed edition., New York, McGraw-Hill,Inc
Monden, Yasuhiro. 2000. Sistem Produksi Toyota-Suatu Ancangan Terpadu Untuk Penerapan Just-In-Time, 1.II jilid, terjemahan Dr. Edi Nugroho, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
Mudjahidin, 2000. Pembuatan Kanban dan Simulasi Sistem Produksi Just-In Time Untuk Multi Produk dan Multi Proses., Program StudiTeknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Ohno,Taiichi. Just in Time – 1995. Dalam Sistem Produksi Toyota,.terjemahan Dr. Edi Nugroho, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
Fogarty, D.W.,J..Blakestone.Jr., and T.R Hoffman., Production and InventoryManagement 2d ed. Cicinnati, OH : South-Westerm Publishing, 1991.
Schniederjans,Marc J., Topics In Just-In-Time Management,: Allyn & Bacon, 1993. Boston
Schonberger, Richard J. Teknik-Teknik Manukfaktur Jepang terjemahan Dr. Edi Nugroho, Pustaka Binaman Pressindo, 1995, Jakarta

http://imtii.wordpress.com/2007/05/19/perencanaan-sistem-kanban-penyediaan/
NEXT - jurnal materi teknik industri

Rabu, 05 September 2012

jurnal materi teknik industri


PERENCANAAN SISTEM KANBAN PENYEDIAAN
Mei 19, 2007 oleh imtii
PERENCANAAN SISTEM KANBAN PENYEDIAAN
MATERIAL UNTUK PROSES PRODUKSI
Amri
Jurusan Teknik Industri,
Fakultas Teknik Universitas Malikussalah Lhokseumawe


ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan bola lampu pijar. Produk jadi yang dihasilkan antara lain tipe lampu : E50, A60, E60, A80, T45, P45, A55, NR63, NR80, BW 35 sampai B35. Perencanaan dan pengendalian produksi yang digunakan sekarang menyebabkan terjadinya penumpukan material di lini produksi dan waktu proses yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi WIP (work In Process) di lini produksi dan waktu proses. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan minimisasi inventori dan waktu proses adalah dengan menggunakan Kanban. Kanban yang digunakan adalah kanban pengambilan dan kanban perintah produksi pada unit perakitan dan pengemasan lampu.. Secara garis besar sistem kanban yang diusulkan mempunyai aliran informasi produksi yang berjalan dari gudang bahan jadi, pengemasan, perakitan, gudang bahan baku dengan menggunakan kanban pengambilan. Sedangkan proses produksi didalam work station diatur oleh kanban perintah produksi
Kata kunciJust In Time, Kanban, Lampu, Inventori


1. PENDAHULUAN
Dunia industri sekarang ini mengalami kemajuan pesat, kemajuan ini menciptakan persaingan bisnis yang semakin kompetitif Untuk dapat terussurvive (bertahan) dalam persaingan tersebut maka salah satu cara adalah dengan mengembangkan sistem produksi yang lebih efisien dan produktif.Dalam hal ini kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing dengan harga yang lebih konpetitif, salah satu diperoleh melalui pengurangan biaya produksi. Pengurangan biaya tersebut dapat dicapai dengan penerapan Just-In-Time(JIT).
Pada penelitian ini dilakukan perbaikan sistem produksi lampu pijar, karena terlalu besarnya inventori, kurang koordinasi atau kerjasama sesama karyawan, lambatnya kerja operator tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan kurangnya kesadaran pekerja dalam melakukan tugas Dari permasalahan yang terjadi pada perusahaan tersebut maka dibuat sebuahusulan untuk menerapkan sistem kanban, dalam setiap proses produksi yang akan dikembangkan untuk mengendalikan jumlah produksi dalam setiap tahap proses produksi.
Dengan adanya kanban yang merupakan suatu alat untuk mencapai produksi Just In Time, diharapkan dapat menekan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada sistem produksi dengan membuat sistem kontrol kanban mulai dari penyediaan bahan baku, pengurangan inventori, persediaan yang tidak perlu dihilangkan, sehingga dapat menghilangkan ongkos persediaan.Selain itu juga melakukan produksi seperlunya dengan mengurangi kegiatan yang tidak perlu atau pemborosan. Kanban adalah suatu kartu yang berfungsi sebagai alat kontrol produksi Just in Time.
Penerapan sistem kanban produksi adalah dengan membuat kartu kanban yang diperlukan menghitung jumlah kanban, merencanakan aliran kanban yang efisien dan sarana pendukung sistem kanban. Perencanaan sistem kanban perlu digunakan secara optimal untuk dapat mengendalikan persediaan dan proses produksi ini dapat dicapai bila perusahaan akan memproduksi produk yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
·         Bagaimana menrancang sistem Kanban penyediaan material untuk produksi yang optimal.
·         Bagaimana mengukur tingkat performansi sistem produksi.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawa permasalah tersebut antara lain :
·         Merancang sistem kanban penyediaan material pada proses produksi perusahaan sehingga dapat mengurangi inventori, Work In Process (WIP) pada tiap proses produksi.
·         Menganalisa sistem kanban penyediaan material dengan melihat pengaruh yang terjadi pada proses produksi
·         Mengukur performansi sistem Kanban pada proses produksi

2. TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip Dasar Just In Time
Sistem produksi Jepang dikenal dengan sistem produksi tepat waktu (Just In Time). Oleh kerana itu untuk mendapatkan produk yang tepat waktu ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain adalah :
·         Memproduksi dan mengirim tipe/jenis jenis bahan yang dibutuhkan.
·         Mengirim hanya pada saat yang tepat ketika bahan itu dibutuhkan.
·         Dalam jumlah tepat, sesuai dengan yang dibutuhkan.

Kalau kondisi ini dijalankan dalam semua proses maka akan dicapai persediaan yang minimum, yaitu produk setengah jadi tidak ditumpuk untuk menunggu proses. Sediaan tersebut segera diproses melalui tahapan-tahapan proses dengan lebih cepat. Dengan keadaan ini lead time akan lebih pendek.Tujuan atau hasil akhir dari penerapan sistem Just In Time adalah penghematan biaya.
Dengan menerapkan Just In Time maka persyaratan produknya harus selalu baik, kerena jumlah persediaan yang kuantitasnya sesuai kebutuhan dan juga harus berkualitas sesuai kebutuhan.. Beda Just In Time dengan sistem dorong (push) yaitu dalam memproduksi barang, dibutuh persiapan untuk menyediakan persediaan untuk masing-masing bahan baku. Semua dijadwalkan menurut rencana waktu pembuatannya. Bila terjadi perubahan permintaan yang mendadak atau terjadi pergantian permintaan atau model dan tipenya, maka persediaan yang ada ini menjadi persediaan mati. Hal seperti ini harus dihindarkan dan akan diperbaiki dengan Just In Time sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
Gagasan Just In Time semua material harus menjadi bagian yang aktif dari barang dalam proses dan tidak boleh mengganggu sehingga menghabiskan segala macam biaya penyimpanan, ini merupakan jenis kegiatan dimana jumlah produksi dan pengiriman mendekati satu unit produksi dan pergerakan material satu demi satu. (Jimmy Browne, Production Manajemen System, 1988)
Untuk dapat mengoperasikan ke tiga prinsip tersebut diatas, diperlukan pra kondisi yang disebut dengan perataan produksi. Pada umumnya permintaan pasar berfluktuasi, baik dalam hal jumlahnya yang berubah-ubah, model, type dan jenis produknya yang dibutuhkan. Jika permintaan pasar keadaannya seperti ini diikuti, maka rencana produksi dan persiapanpersediaan akan menjadi sulit. mesin dan orangnya juga di set dengan kapasitan tertentu, karena disaat permintaan konsumen rendah akan banyak pengangguran dan sebaliknya bila beban kerja tinggi, harus diadakan lembur.

Sistem Kanban
Banyak beraggapan bahwa sistem kanban merupakan sistem produksi Toyota. Sebenarnya sistem kanban merupakan sub sistem dari sistem produksi Yoyota. Kanban merupakan alat untuk mencapai cara produksi dengan pendekatan Just In Time, bentuk kanban adalah semacam kartu vinil segi empat yang dimasukkan kedalam kantong plastik transparan dan ditempatkan pada palet tempat komponen suku cadang atau material. Sistem Kanban adalah suatu sistem informasi yang serasi mengendalikan produksi produk yang dibutuhkan dalam jumlah yang diperlukan dan pada waktu yang diperlukan dalam proses pabrik dan juga diantara perusahaan. Sistem tersebut telah cukup luas dikenal didalam dunia produksi di Negara Jepang, khususnya dalam perusahaan Toyota sebagai pemakarsa sistem tersebut dan telah diterapkan di Indonesia.
Kegunaan sistem Kanban adalah :
·         Kelebihan persediaan bisa dihilangkan atau dikurangi
·         Bagian produksi hanya akan memproduksi sesuai dengan kebutuhan pasar.
·         Produksi setiap proses menjadi sinkrong atau selaras.
·         Komunikasi dan kerja sama terpelihara (Monden, 2000)

Jenis-jenis Kanban
Kanban perintah produksi menspesifikasikan jenis dan jumlah produk yang harus dihasilkan proses terdahulu. Kanban perintah produksi sering disebut kanban dalam pengolahan atau secara sederhana kanban produksi. Kanban produksi terdiri dari kanban produksi biasa dan kanban pemberi tanda. Kanban pemberi tanda untuk melakukan lot minimum yang tersisa untuk memulai memproduksi. Kanban pemberi tanda dapat berbentuk kanban segitiga atau lempengan baja. Kanban pengambilanmenspesifikasikan jenis dan jumlah produk yang harus diambil dari proses terdahulu oleh proses berikutnya. Kanban jenis ini terdiri dari dua jenis yaitu kanban pengambilan antar proses dan kanban pemasok. Kanban pengambilan antar proses memberikan informasi tentang permintaan barang dari proses berikutnya ke proses sebelumnya, kanban pemasok adalah kanban yang digunakan untuk menginformasikan barang yang dibutuhkan kepemasok. 

3.TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada tahap ini dilakukan pencatatan data yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan pendekatan sistem kanban antara lain data produksi, komponen, kedatangan barang,. permintaan tahunan dan saldo minimal di lini produksi, Setelah pengumpulan data dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data yang dimulai dengan perhitungan kartu kanban yaitu: jumlah kartu untuk tiap part, kapasitas kontainer atau palet dengan menggunakan persamaan yang telah dicantumkan
Dalam metode Just In Time Kanban faktor manusia memegang peranan penting maka akan dilakukan perancangan metode operasi baru pendukung sistem informasi kanban. Dimana tercantum deskripsi tambahan pekerjaan yang diperlukan dalam material handling dan peredaran kartu kanban.

4. DESKRIPSI MODEL
Model yang akan dijadikan studi adalah model sistem produksi yang terdiri dari beberapa tahap proses. Proses produksi perakitan lampu terdiri dari 13 unit mesi n, dan proses pengemasan lampu terdiri dari 13 unit mesin. Kedua proses dalam penelittian ini akan dibuat sistem kanban mulai dari kedatangan produk ke unit produksi sampai selesai. Produk yang dibuat berupa bola lampu berbagai jenis dan tipe mulai tipe A60, E50, E60, A80, T45, P45, T55, A55, NR63, NR80, E80, BW35 sampai B35.
Kartu kanban yang akan digunakan adalah kanban pengambilan dan kanban perintah produksi. Kanban pengamblian digunakan pada pengambalian barang di gudang bahan baku. Pabrik pembuatan komponen lampu Lamp Component Factory (LCF) dalam penelitian ini dianggap sebagai pemasok bahan baku gelas ke pabri perakitan lampu. Kanban perintah produksi digunakanpada perakitan lampu dan pengemasan lampu ke 13 unit produksi.
Aktivitas yang akan dibahas pada penelitian ini adalah mulai dari penginputan data komponen ke komputer, pengambilan barang di rak masing-masing kemudian dikumpulkan di area penampungan sementara sebelum di kbawa ke unit produksi masing-masing. Setelah komponen disiapkan kemudian dihitung ulang apakah sudah sesuai dengan permintaan, dan diangkut ke unit produksi dan juga ke penampungan sementara yang dilakukan dengan hand forklift electric dan hand forklift.

5. PERMODELAN SISTEM NYATA
Proses order material dilakukan oleh perusahaan PT. Philips dengan pihak supplier dimana barang yang dipesan sesuai dengan permintaan yang masuk. Kemudian baru membuat Master Production Schedule untuk work station mulai dari gudang bahan baku, perakitan bulb dan pengemasan.
Persiapan material dilakukan di gudang bahan baku mulai dari pengecekanmaterial apakah tersedia atau tidak, berapa jumlahnya dan berapa yang diambil. Setelah selesai operator bagian gudang bahan baku menyiapkan material dan komponen dikumpulkan di area sementara sebelum dibawa ke unit produksi. Informasi yang diperlukan untuk memodelkan sistem produksi nyata perusahaan adalah meliputi Master Production Schedule dan rencanaproduksi yang diberikan kepada tiap work station. Setiap proses pada sistem push secara langsung di kontrol dan dikendalikan oleh Master Production Schedule. Setiap work station diberikan daftar jadwal pekerjaan yang harus dilaksanakan dan transportasi yang dilakukan pada semua work station

6. PERMODELAN SISTEM KANBAN
Aliran material
Aliran material usulan sistem produksi dengan menggunakan kanban merupakan sistem pull (tarik) yaitu proses produksi yang berjalan dari belakang (proses tarik) menuju ke proses sebelumnya. Disini akan dijelaskan aliran peredaran kanban dalam proses produksi. Ada sedikit perubahan dimana penampungan sementara yang ada dihilangkan. Jadi produk dibawa langsung ke unit proses masing-masing. Kanban yang digunakan dalam usulan sistem ini ada dua yaitu Kanban perintah produksi Kanban pengambilan

Kanban di Gudang Produk Jadi
Pada gudang produk jadi lampu tidak menggunakan kanban perintah produksi, karena mengingat tidak ada proses yang dilakukan di gudang produk jadi. Sehingga diperkirakan jika menggunakan kanban perintah produksi malah akan memakan waktu lama.
Sedangkan pada sistem usulan pull hanya menerima sejumlah produk yang dikirim oleh pengemas dengan jumlah yang sudah tertulis pada kanban.Pengambilan tidak perlu dilakukan perhitungan lagi, urutan aliran peredaran kanban yang ada digudang setelah dihitung jumlahnya adalah :
·         Kanban pengambilan diletakkan pada produk jadi dan telah disimpan digudang setelah dihitung jumlahnya.
·         Jika ada permintaan dari konsumen, maka produk yang dinginkan digudang produk jadi dicek kebenarannya, dan jika produk tersebut ada maka kanban pengambilan diletakkan pada pos kanban pengambilan beserta tanda terima order yang telah dikirimkan.
·         Jika produk yang diinginkan tidak ada maka maka pihak gudang produk jadi akan meminta produk tersebut kepada bagian pengemasan dengan menggunakan kanban pengambilan yang terletak dipos kanban pengambilan di gudang produk jadi dengan kanban pengambilan

Kanban di Lini Pengemasan
Pada daerah pengemasan digunakan kanban pengambilan antar proses dan kanban perintah produksi (pengepakan). Pada proses pengangkutan material ke unit penampungan sementara dihilangkan, jadi komponen yang diambil di gudang langsung dibawa ke unit masing-masing. Bagian pengemasan menerima kanban pengambilan dari bagian produk jadi jika produk yangdiinginkan oleh gudang dapat dipenuhi oleh bagian pengemasan, maka kanban perintah produksi yang melekat pada produk tersebut diletakkan di pos penerimaan kanban, dan diganti oleh kanban pengambilan. Kanban beserta produk tersebut akan dibawa kegudang produk jadi.
Jika produk yang diinginkan oleh pihak gudang produk jadi tidak dapat dipenuhi oleh pihak pengemas, maka pihak pengemasan akan memproduksi produk tersebut dan disertai oleh kanban perintah produksi yang diambil dari pos kanban pengambilan produksi. Kanban ini harus melekat pada produk selama berada dalam proses. Kanban produksi ini gunanya untuk mengetahui jumlah produk yang dibuat dan jumlah permintaan terhadap produk tersebut yang diambil oleh bagian gudang produk jadi.
Bila produk yang harus dikemas ternyata tidak ada dibagian pengemasan maka pihak pengemasan harus mengambil kanban pengambilan yang diletakkan pada pos kanban pengambilan untuk proses sebelumnya yaitu perakitan.

Kanban Di Lini Perakitan Lampu
Kanban di area perakitan lampu yang digunakan adalah kanban antar proses,kanban pengambilan dan kanban produksi. Kanban produksi dilakukan oleh operator pergi ketempat buffer stock untuk proses produksi, kemudian kanbanyang melekat pada palet atau body dilepas ditempatkan pada pos kanban yang telah disediakan. Petugas bagian gudang mengambil kanban beserta palet dibawa ke gudang untuk pengisian kembali. Petugas bagian Quality controlmengisi kembali komponen ke palet yang telah kosong sesuai kebutuhan serta kanban ditempelkan pada badan palet.
Apabila komponen yang tidak tersedia untuk proses tersebut maka ia akan mengambil pada proses sebelumnya sesuai jumlah yang dibutuhkan. Komponen yang diambil pada proses pengemasan dalam penelitian ini adalah bulb.

Proses Pemesanan Kembali
Di gudang bahan baku pengambilan bahan baku dirak dengan forklift proses yang dilakukan adalah :
·         Jika ada permintaan dari ruang perakitan dengan menggunakan kanban pengambilan, maka bahan yang diiginkan diambil dengan forklift. Kemudian kanban perintah produksi yang melekat pada produk dilepas dan diletakkan pada pos penerimaan kanban, setelah itu bahan baku dibawa dari gudangdengan menggunakan forklift ke tempat pengolahan General Ligthing Servicelampu beserta kanban pengambilan.
·         Bila permintaan dari pada perakitan lampu tidak dapat dipenuhi maka bagian gudang bahan baku membuat sistem pemesanan kembali dengan jumlah pesanan tetap dan membuat titik pesan ulang (reorder point), sehingga dapat diketahui pada titik berapa bahan baku harus dipesan kembali ke supplier bahan baku. Sistem pemesanan kembali sudah dibuat dalam sistem nyata. Setelah bahan yang diinginkan dikirim oleh supplier bahan baku ke gudang bahan baku akan diletakkan kanban perintah produksi pada bahan baku yang diperlukan, selanjutnya kanban ini diletakkan di pos pengambilan kanban dan diganti dengan kanban pengambilan yang digunakan untuk mengambil bahanbaku tersebut.

7. KESIMPULAN
Melalui serangkaian tahapan penelitian dapat disimpulkan bahwa:
Siklus kanban untuk bulb adalah 1:7:2. artinya barang ini harus disampaikan tujuh kali sehari dan suku cadang harus disampaikan tiga kali setelah Kanban dibawa ke pemasok. Siklus kanban untuk duplex 1:4:2 artinya barang ini harus disampaikan empat kali sehari dan suku cadang harus disampaikan dua kali setelah Kanban dibawa ke pemasok
Sistem informasi kanban bekerja lebih baik dalam perencanaan kebutuhan bahan bakumaterial dan minimasi tingkat persediaan serta cycle time. Frekuensi kedatangan part yang lebih besar dengan kuantitas part terkirim lebih kecil dalam sistem informasi kanban menghasilkan tingkat persediaan Work In Process yang lebih rendah antara perguruan tinggi dengan kalangan industri.


8. DAFTAR PUSTAKA
Gaspersz, Vincent., 1998, Manajemen Produksi Total, Strategi Peningkatan Produktivitas Bisnis Global, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta .
Jimmy, Browne, John Harnen, James Shivnan., 1988, Production Management System, Addison Wesley Publishing Company,
Law,A.M.and Kelton, W.D., 1991. Simulation Modeling and Analysis, 2 d ed edition., New York, McGraw-Hill,Inc
Monden, Yasuhiro. 2000. Sistem Produksi Toyota-Suatu Ancangan Terpadu Untuk Penerapan Just-In-Time, 1.II jilid, terjemahan Dr. Edi Nugroho, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
Mudjahidin, 2000. Pembuatan Kanban dan Simulasi Sistem Produksi Just-In Time Untuk Multi Produk dan Multi Proses., Program StudiTeknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Ohno,Taiichi. Just in Time – 1995. Dalam Sistem Produksi Toyota,.terjemahan Dr. Edi Nugroho, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
Fogarty, D.W.,J..Blakestone.Jr., and T.R Hoffman., Production and InventoryManagement 2d ed. Cicinnati, OH : South-Westerm Publishing, 1991.
Schniederjans,Marc J., Topics In Just-In-Time Management,: Allyn & Bacon, 1993. Boston
Schonberger, Richard J. Teknik-Teknik Manukfaktur Jepang terjemahan Dr. Edi Nugroho, Pustaka Binaman Pressindo, 1995, Jakarta

http://imtii.wordpress.com/2007/05/19/perencanaan-sistem-kanban-penyediaan/


Followers

Recent Posts

 

^Malinda Diah Agustin^ | Copyright © 2015
Designed by Malinda